Kecerdasan buatan (AI) membentuk kembali tatanan masyarakat dan sektor teknologi. Di antara peserta transformasi ini, SingularityNet muncul sebagai pemimpin inovatif dengan mengumumkan merger monumental dengan Ocean Protocol dan Fetch.AI. Langkah strategis ini bertujuan untuk menciptakan Artificial Superintelligence Alliance (ASI), yang menjanjikan revolusi dalam cara kita mengakses dan berinteraksi dengan AI.
Penggabungan tersebut, yang bernilai $7,5 miliar, tidak hanya memajukan perlombaan menuju Artificial General Intelligence (AGI) tetapi juga menjanjikan terciptanya jaringan AI terdesentralisasi terbesar di dunia. Ini adalah langkah besar menuju demokratisasi AI, yang menawarkan alternatif terhadap solusi yang dikendalikan oleh raksasa teknologi.
Kami sangat gembira mengumumkan merger multi-miliar token dengan @Fetchai dan @protokol laut untuk menciptakan Aliansi Superintelligensi Buatan, jaringan terdesentralisasi dan bersumber terbuka terbesar, dan mempercepat perlombaan menuju AGI. Belajarlah lagi: https://t.co/zT8Q1HbkEv pic.twitter.com/2U3VbeFfW5
— SingularitasNET (@SingularitasNET) 27 Maret, 2024
Inti dari aliansi ini adalah konvergensi token FET, OCEAN, dan AGIX menjadi satu token $ASI. Token baru ini akan bertindak sebagai tulang punggung gabungan jaringan terdesentralisasi, memberikan skala dan kekuatan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Pandangan ini juga dianut oleh para pemimpin proyek mitra, termasuk Bruce Pon dari Ocean Protocol, yang melihat merger ini sebagai janji untuk bersaing secara global dengan infrastruktur AI yang terdesentralisasi dan terintegrasi secara vertikal.
Penggabungan ini tidak hanya menantang kontrol monopoli perusahaan teknologi besar namun juga membuka jalan bagi ekonomi mekanis yang inovatif di mana token ASI berfungsi sebagai mata uang asli. Dengan proposal yang menunggu persetujuan dari komunitas masing-masing, masa depan AI yang terdesentralisasi tampak lebih cerah dari sebelumnya.